Dialektika Rasa #7
"Seberapa berani engkau menghadapi Hidup"
"Seberapa berani engkau menghadapi Hidup"
Seberapa berani engkau menghadapi Hidup
Inilah
hidup, kau kadang merasa seperti jadi orang yang paling jahad di dunia
dan merasa menjadi sosok yang dibenci Tuhan. tapi dilain hal kau juga
akan merasa menjadi sosok yang paling dibutuhkan oleh orang lain, bahkan
merasa bahwa dirimu yang paling dicintai oleh Tuhan. meski kau menolak,
nyatanya ia demikian.
Entah bagaimana cara kerjanya hati nurani, tapi yang jelas ia selalu membawa kita kepada penghakiman pada dirikita sendiri. kita tau mana yang benar dan mana yang salah, dan kita tau apa yang seharusnya dilakukan untuk memilih kebenaran atau kesalahan. yang ini atau yang itu ?!
mungkin kita pernah melakukan hal-hal yang bodoh dalam hidup ini, yang selalu kita ingat dan rasanya seperti ingin kita kembali di masa itu dan memperbaikinya, saat ini kita sebut itu penyesalan. Namun nyatanya kita tak dapat memperbaiki kejadian masalalu dengan masalalu.
Kita hanya apat memperbaikinya dimasa kini. bukan memperbaikinya, mungkin lebih tepanya adalah menutupunya menjadi agak lebih tidak menonjol.
Kadang kala kita juga pernah mengingat akan tindakan-tindakan heroik yang pernah kita lakukan, entah dengan sadar dan dengan pemikiran yang sempurna atau hanya dengan respon gerak reflek kita. dan itu yang paling terkenang dan seolah jadi pembenaran dan pembelaan atas semua kesalahan.
Namun Adakah kita tau bahwa diri kita sebenarnya berperan ganda (dualistik). mereka baik sekaligus jadi jahat. dan sepertinya kita merasakan hal itu.
Terkadang kita kesepian dalam sebuah penyesalan, dan terkadang kita girang dalam sebuah keramaian.
Perenungan datang untuk menipu kita pada kesadaran semu bahwa kita harus berubah menjadi lebih baik,. nyatanya dalam keramaian kita berusaha hilang dari perenungan yang telah kita lakukan sendiri dalam kesendirian dan dalam penyesalan akan suatu kesalahan yang baru saja teringat atau baru saja kita lakukan
Thug life.hidup terlalu kejam
Entah bagaimana cara kerjanya hati nurani, tapi yang jelas ia selalu membawa kita kepada penghakiman pada dirikita sendiri. kita tau mana yang benar dan mana yang salah, dan kita tau apa yang seharusnya dilakukan untuk memilih kebenaran atau kesalahan. yang ini atau yang itu ?!
mungkin kita pernah melakukan hal-hal yang bodoh dalam hidup ini, yang selalu kita ingat dan rasanya seperti ingin kita kembali di masa itu dan memperbaikinya, saat ini kita sebut itu penyesalan. Namun nyatanya kita tak dapat memperbaiki kejadian masalalu dengan masalalu.
Kita hanya apat memperbaikinya dimasa kini. bukan memperbaikinya, mungkin lebih tepanya adalah menutupunya menjadi agak lebih tidak menonjol.
Kadang kala kita juga pernah mengingat akan tindakan-tindakan heroik yang pernah kita lakukan, entah dengan sadar dan dengan pemikiran yang sempurna atau hanya dengan respon gerak reflek kita. dan itu yang paling terkenang dan seolah jadi pembenaran dan pembelaan atas semua kesalahan.
Namun Adakah kita tau bahwa diri kita sebenarnya berperan ganda (dualistik). mereka baik sekaligus jadi jahat. dan sepertinya kita merasakan hal itu.
Terkadang kita kesepian dalam sebuah penyesalan, dan terkadang kita girang dalam sebuah keramaian.
Perenungan datang untuk menipu kita pada kesadaran semu bahwa kita harus berubah menjadi lebih baik,. nyatanya dalam keramaian kita berusaha hilang dari perenungan yang telah kita lakukan sendiri dalam kesendirian dan dalam penyesalan akan suatu kesalahan yang baru saja teringat atau baru saja kita lakukan
Thug life.hidup terlalu kejam
Baca juga :
Artikel terkait :
0 komentar:
Post a Comment
Ayo berpendapat , kasih kritik dan sarannya dong?!