Plato dan Konsep Islam
Bukan Plotonis atau NeoPlatonis
Dari mana Pengetahuan didapat ?Ada yang pernah tau ?
Apakah Ide yang membentuk Realitas atau Realitas yang membentuk ide?
Apakah sekarang ini kamu bisa bayangkan menara paris ?
lalu dari mana menara itu, bukan kah realitasnya ia sekarang sedang ada di paris.
jadi pengetahuan mu itu dari mana?
Apakah ide dan realitas itu sama?
Apakah ketika kamu membayangkan paris, kemudian paris masuk kedalam rasiomu/akal mu melalui panca indra. Atau itu tidak mungkin?
Bisakah kamu bayangkan menara paris itu patah, hancur, atau apapun?
Dari mana kamu dapatkan gambara itu?. Dari realitaskah?
Atau dari idemu sendiri.Kau tau ribuan tahun yang lalu seseorang yunani yang hidup dengan nama Plato telah berfikir akan hal ini.
Ia mengatakan bahwa pengetahuan didapatkan dari "arketipe".Yakni alam ide yang berasal sebelum kita hidup.
Pada dasarnya sebelum mansusia memiliki tubuh, manusia telah memiliki jiwa. Ketika jiwa itu masuk kedalam tubuh makajiwa tersebut lupa akan ide yang abadai yang kekal, luas dan tetap di alam ide yang sebelumnya jiwa itu tempati. Sehingga untuk mengingat kembali ide-ide tersebut dibutuhkan Recall akan ide-ide yang pernah ia miliki di alam ide dahulu, melalui dunia/bayang-bayang.
Dalam Konsep islam.
Dalam Alquran sebagaimana ayat Al-Hadid ayat 8. “Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia (Allah) telah mengambil perjanjianmu, jika kamu adalah orang-orang yang beriman”. (QS. Al Hadid, 57:8)
Dalam sebuah hadist riwayat Iman Tirmidzi Rasulullah SAW bersada bahwa saat penciptaan adam Allah mengusap punggung Adam lalu dari punggung tersebut keluar setiap ruh yang menyerupai biji atom yang berjatuhan. Ruh tersebut kemudian dijadikan berpasangan-pasangan lalu diambil janji dan kesaksiannya.
Hal ini diperkuat dalam QS Al A’raaf Ayat 172 tentang Syahadatnya jiwa manusia sebelum ke Alam Dunia. “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (serayaberfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keEsaan Tuhan)”. (QS. Al A’raaf, 7 : 172).
Untuk itu dapat kita pahami bahwa dalam konsep yang disampaikan Plato dengan Arketipenya amat mirip dengan Alam lauhul mahfudz dalam Islam.
Sebuah Pengetahuan yang abadai luas dan tetap yang mendasari setiap pengetahuan manusia yang terikat satu denan yang lain.
HOS
Baca juga :
Artikel terkait :
Dialektika Rasa # 2
Dialektika Rasa #3
Dialektika Rasa #4
Dialektika Rasa #5
Dialektika Rasa #6
Dialektika Rasa #7
Dialektika Rasa #8
Dialektika Rasa #9
Bisakah kamu bayangkan menara paris itu patah, hancur, atau apapun?
Dari mana kamu dapatkan gambara itu?. Dari realitaskah?
Atau dari idemu sendiri.Kau tau ribuan tahun yang lalu seseorang yunani yang hidup dengan nama Plato telah berfikir akan hal ini.
Ia mengatakan bahwa pengetahuan didapatkan dari "arketipe".Yakni alam ide yang berasal sebelum kita hidup.
Pada dasarnya sebelum mansusia memiliki tubuh, manusia telah memiliki jiwa. Ketika jiwa itu masuk kedalam tubuh makajiwa tersebut lupa akan ide yang abadai yang kekal, luas dan tetap di alam ide yang sebelumnya jiwa itu tempati. Sehingga untuk mengingat kembali ide-ide tersebut dibutuhkan Recall akan ide-ide yang pernah ia miliki di alam ide dahulu, melalui dunia/bayang-bayang.
Dalam Konsep islam.
Dalam Alquran sebagaimana ayat Al-Hadid ayat 8. “Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia (Allah) telah mengambil perjanjianmu, jika kamu adalah orang-orang yang beriman”. (QS. Al Hadid, 57:8)
Dalam sebuah hadist riwayat Iman Tirmidzi Rasulullah SAW bersada bahwa saat penciptaan adam Allah mengusap punggung Adam lalu dari punggung tersebut keluar setiap ruh yang menyerupai biji atom yang berjatuhan. Ruh tersebut kemudian dijadikan berpasangan-pasangan lalu diambil janji dan kesaksiannya.
Hal ini diperkuat dalam QS Al A’raaf Ayat 172 tentang Syahadatnya jiwa manusia sebelum ke Alam Dunia. “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (serayaberfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keEsaan Tuhan)”. (QS. Al A’raaf, 7 : 172).
Untuk itu dapat kita pahami bahwa dalam konsep yang disampaikan Plato dengan Arketipenya amat mirip dengan Alam lauhul mahfudz dalam Islam.
Sebuah Pengetahuan yang abadai luas dan tetap yang mendasari setiap pengetahuan manusia yang terikat satu denan yang lain.
HOS
Baca juga :
Artikel terkait :
Dialektika Rasa # 2
Dialektika Rasa #3
Dialektika Rasa #4
Dialektika Rasa #5
Dialektika Rasa #6
Dialektika Rasa #7
Dialektika Rasa #8
Dialektika Rasa #9
0 komentar:
Post a Comment
Ayo berpendapat , kasih kritik dan sarannya dong?!