IKLAN ADSENSE IKLAN ADSENSE IN FEED Memilih#3 Alasan Kenapa Kita ADA | Poedjakoesoema ADSENSE ARTICHLE

HOS

Memilih #3

= Hidup itu Memilih =
"Alasan Kenapa Kita ADA"





      Ngomongin soal hidup. Banyak orang bilang; "Hidup itu Pilihan". Memang bener sih. Karena sebenernya Tuhan ngasih kita 2 pilihan sebelum kita hidup, yakni "Mau" atau "Enggak". Nah, dalam hidup itu sendiri, pula ada beberapa pilihan. Gue lebih seneng sebut konsep ini sebagai "Hidup itu Memilih"; karena nyatanya dalam hidup sering kita dipertemukan kepada pilihan-pilihan hidup yang harus kita pilih untuk tetap bisa menjalaninya dengan lebih baik dan bener.

     Gue pernah nanyain tentang tujuan hidup temen-temen gue sewaktu SMP. Ada 3 temen yang gue tanya.
Pertama, "eh tujuan hidup loe apa sih?
Dia njawab dengan tegas "Tujuan hidup gue menjadi bahagia".

Yang kedua, "eh tujuan hidup loe apa sih?
Katanya "Gue ingin bahagia dan membahagiakan orang tua gue". Yeah, anak-anak SMP kan emang kalo di tanya jawabanya begitu.

Dan yang terakhir gue tanya "eh tujuan hidup loe apa sih?". Sambil mengerutkan dahi dia  bilang, "Tujuan hidup gue adalah, Mati". Sepintas gue pikir, ini anak kayak gak punya harapan hidup aja, kaya depresi gitu.

Eh tapi setelah gue pikir, ini keren banget men. Emang hidup kita ini bagai suatu perjalanan yang panjang yang berliku dan penuh perjuangan yang pada ujungnya akan berhenti pada tujuan adanya kehidupan, yakni Kematian. Karena kematian emang udah suatu kepastian dan keabadian kali.

     Pernah gak sih loe?, terkadang dalam kesendirian merenung, dan terlintas di pikiran kita-Kenapa sih kita mengendalikan badan atau tubuh ini?. Kenapa kita lahir sebagai aku atau sebagai orang ini, orang yang kita kendalikan ini. Terkadang kita menjadi sosok yang lain dari diri kita.

Jadi, sederhananya kita bertanya tentang diri kita, kita bertanya "Siapa diri kita sebenarnya?", dan "Kenapa kita seperti ini?
Kenapa kita harus menjalani kepahitan hidup yang serba terbatas ruang dan waktu yang begitu misterius dan terahasiakan ini?"

    Hidup kita ini emang rumit. Tapi sebenernya hidup kita ini kalo direnung-renungin keliatan berpola banget lagi. Banyak polanya dan pola yang paling dasar adalah pola hidup secara fisiologi.
Kita bisa saja hidup hanya sebatas tidur, makan, buang air, melakukan sexs, reproduksi, punya keturunan trus mati. Sesimpel itu. Hidup itu kan kaya gitu lagi.

Namun karena manusia suka banget usil dan manusia seakan ngebuat hidup yang tadinya simpel manjadi lebih rumit atau bahkan sangat rumit.

Ada Kelompok, ada masyarakat, ada tradisi, ada budaya, ada struktur penguasa (Powerfull) ada struktur tertindas (Powerless) ada yang kaya ada yang miskin ada yang memiliki tanah yang luas ada yang tak memiliki tanah, ada aturan ada tuntutan, ada hak ada tugas dan ada yang ingin terus hidup tapi ada yang ingin menghentikannya.

Semua itu di buat oleh manusia bentuk-bentuk polanya sedikit demi sedikit hingga menjadi rumit.

Kenapa harus ada aturan yang mengikat, keharusan dan kenapa harus ada sebuah struktur masyarakat. Padahal struktur masyarakat selalu saling melemahkan satu dengan yang lain dan saling menghancurkan.

Terkadang hidup kita di dunia ini udah kaya dibarometeri dengan sebuah kertas aja lagi. Kertas berbentuk uang sebagai tolak ukur kekayaan, kertas berbentuk sertifikat tanah atau perjanjian dua pihak atau lebih yang sewaktu-waktu dapat memenjarakan salah satu diantara pihak-pihak itu, kertas yang berbentuk transkrip nilai yang bisa menjadi tolak ukur seseorang pintar atau bodoh, bisa kerja atau tidak, kertas yang berbentuk manuskrip ajara kitab suci yang bisa berujung pada saling menghina,membenci dan membunuh, atau kertas-kertas pengatur pola hidup lainnya.

    Hidup manusia jadi kepilah-pilah dengan pola-pola buatan manusia tersebut.
Manusia jadi ada yang terhina, pula ada yang jadi terpandang.
Tak sama lagi drajatnya walau secara artifisial modal fisik yang dimilikinya sama saja. Padahal merek sama sebagai MANUSIA. sama-sama memiliki dua tangan, dua kaki, mulut, telinga dan apa-apa atribut tubuh yang serupa.

Manusia ingin berusaha menjadi lebih baik, ia ingin melampaui batas yang ada pada diri mereka, mereka ingin hidup lebih mudah, tapi dalam waktu yang sama mereka sekaligus mempersulit bagian hidup yang lain atau organ hidup yang lain.

Manusia kadang menciptakan kehidupan, sesuatu yang luar biasa, bahkan dari ketiadaan ia ciptakan sesuatu, tapi nyatanya mereka bukan hanya menciptakan "pahlawan" namun mereka juga menciptakan monster-monster penghancur yang dampaknya seringkali melebihi dampak baik dari "pahlawan" yang mereka buat.

    Gue kadang berfikir adakah kehidupan lain selain kehidupan manusia yang tinggal di bumi ini, adakah mahluk lain selain kita di sejagad semesta yang luas ini yang tak terhitung luasnya ini?

Ya gue tau mungkin ini semacam Semi Paradox. Tapi nyatanya, pertanyaan sedemikian sering muncul dan mungkin beberapa orang juga mikir hal yang sedemikian. Atau pertanyaan lain tentang bagaimana kehidupan setelah mati.

Apakah surga dan neraka itu memang ada dan apakah mereka abadi, walau bukankah bila mereka abadi berarti ada yang abadi yang lain selain Tuhan, padahal tuhan adalah satu yang abadi. Meski mungkin kita percaya dengan keyakinan kita dan syariat untuk mempercayai semacam keyakinan semacam itu, namun tak menutup kemunginan rasio ini bertanya sesukanya, mencari jawaban yang logis atas hidup yang serba positivis ini.

Atau pertanyaan apakah kita bisa pulang ke surga dan apakah surga memang besar untuk semua manusia dan apakah ia seindah yang kita bayangkan? bukankah disurga semua dapat didapat dengan mudah dengan meminta langsung kepada Tuhan tentang kebutuhan kita. Jadi setelah kita sadar, bukankah apa yang selama ini kita pelajari mati-matian dan kita perjuangkan mati-matian di bumi ini tidak akan berlaku di gunakan di akhirat, di tempat yang sangat mudah untuk melakukan apa-apa itu. Maka bila demikian. Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah. Kenapa kita dihidupkan?untuk apa? Bila jawabannya diciptakan sebagai khalifah, atau tangan Tuhan untuk merawat bumi. Bukan kah Tuhan lebih kuasa mengatur sendiri bumi ini dan bumi akan lebih baik diatur oleh penciptanya sendiri.

    Bila memang takdir telah diciptakan sebelum manusia diberikan tubuh fisik dan segala telah tercatat di pohon takdir kehidupan atau diladang takdir (Lauhul mahfudz) itu, maka kenapa kita seakan hanya dihidupkan sebagai sekelompok wayang-wayang yang telah di seting segala adegannya.

Kenapa kita musti terjebak di sebuah acting Pertarungan antara manusia-penghuni asli surga- dan Setan -penghuni neraka- yang begtu abadi itu?!.

Bukankah manusia paling disayang oleh Tuhan sampai-sampai diberi kesempurnaan ketimbang ciptaan lainya. Tapi kenapa harus kita yang melawan setan, kenapa tidak setan langsung saja dimasukkan ke neraka tanpa harus di beri izin untuk menggoda manusia, sat ia bersalah dan membangkang Tuhan.

Bukankah dulu hanyalah konflik antarseorang mahluk dan seorang mahluk yang lain. Tapi karena kesempatan itu, jadi sedemikian banyaknya pelanggar ketetapan Tuhan. Apakah itu tak merugikan ?

Dan kenapa tidak manusia diarahkan kekebaikkan semuanya bila memang itu yang di inginkan Tuhan, kenapa tidak ketika para manusia tersesat, Tuhan gerakkan ke kebaikkan saja dengan kuasanya.

Jadi kenapa manusia musti dibiarkan berkhianat lalu dihukum padahal Tuhan mencintainya, atau kenapa dibiarkan tersesat lalu dimarahi, kenapa tidak diarahkan saja dan bila ia tetap tak mengerti isyarat Tuhan maka di gerakkan langsung saja. Jadi sebenarnya manusia diciptakan untuk dibenci atau disayangi Tuhan?.

    Tapi meski dengan segala kerumitan hidup dan penciptaan tersebut Gue percaya, bahwa ada rahasia besar yang tidak pernah bisa kita ungkap walau dengan ilmu apapun, dan Tuhan lebih tau segalanya dan lebih adil atas segala bentuk takdir yang telah Dia tuliskan. Gue percaya, manusia bukan korban dari hak Prerogatif Tuhan itu sendiri, hak Maha kuasa-Nya. karena satu hal, Tuhan tak pernah bermain dadu "God not Dice". Mungkin memang dengan ke-Maha kuasaan-Nya Dia dapat melempar dadunya dan dadu dapat berputar untuk bebas menunjukkan angka berapa, namun Tuhan tetap punya kuasa untuk memilih nomor yang muncul didadu itu atau tidak. Artinya tuhan memang memiliki kuasa penuh tapi, Yakin dan pasti alasan seseorang diberi Reward (Hadiah) atau Punishment (Hukuman) itu jelas. bukan serta merta karena Tuhan ingin menghukum karena Dia punya kuasa atas hal itu. Allah lebih adil dari yang kita bayangkan dan takdirnya lebih iindah dari yang kita kira pastinya. Tuhan TAK AKAN PERNAH mempermainkan kita dan hidup kita ini, meski bisa saja dilakukan-Nya. itu alasan kenapa kita diciptakan. Hos


Hidup itu memilih, memih SURGA atau memilih NERAKA

Baca Juga :

Advertisement

0 komentar:

Post a Comment

Ayo berpendapat , kasih kritik dan sarannya dong?!

 
Top