IKLAN ADSENSE IKLAN ADSENSE IN FEED SAJAK SEORANG PENYIMPAN GELOMBANG | Poedjakoesoema ADSENSE ARTICHLE

HOS

Dialektika Rasa #8
SAJAK SEORANG PENYIMPAN GELOMBANG




Kebanyakkan dari kita berfikir terlalu mendramatisir. Padahal, terkadang realitas tak seburuk itu.

Saya selalu takut pada tantangan.
saya terkadang membohongi diri saya untuk berani
saya terlalu dungu untuk menjadi berhasil melawan tantangan itu.
saya selalu bersaha melawan rasa takut saya pada tantangan-tantangan itu.

Tapi saya terlalu takut pada kegagalan.

Saya telalu bodoh untuk berhasil di kali pertama, walau dengan persiapan ketat saya.
seolah alam tak menghendaki saya untuk berhasil dikali pertama itu.
Tapi saya terus mencoba.
Entah kenapa saya telalu terobsesi pada apa yang orang lain bilang sederhana, atau sebaliknya. Apa yang orang lain anggap itu membosankan.

Terkadang saya harus bertopeng kemunafikkan terhadap ketakutan itu untuk dapat menunjukkan bahwa orang lain tak boleh seperti saya. Saya adalah objek yang saya jadikan koreksi terhadap prilaku orang lain. Jangan sampai ia seperti saya.

Akan tetapi terkadang banyak serangan.

Sejatinya saya tak terlalu suka menilai orang, mungkin saya sering menilai namun tak pernah saya hakimi dia dengan penilaian itu, karena jelas penilaian itu terlalu imaginer untuk dikatakan subjektif atau objektif.


Setidaknya itu pelajaran yang saya dapat dari seorang kakak sekaligus teman merangkap orang yang saya kagumi atas kesabarannya dari fitnahan dan gibahan orang yang tak pernah ia ketahui dibelakangnya. saya kagum atas kesabarannya dan saya kagum atas ketidakegoisannya menunjukkan keilmuannya untuk menghadapi cecaran yang berkedok diskusi -oleh seorang pria yang hanya menopang dari teori-teori "kata orang" dan sugesti-sugesti kuno karismatik masa klasik yang seolah benar 99% dimatanya, untuk dapat menyalah-benarkan prilaku orang lain- meskipun ia bisa melakukan pembelaan dengan teori dan penafsiran yang lebih akademis dan real dari pencecarnya. Abdul Karim. katanya " kita mungkin bisa menilai dimana kesalahan orang, namun bagi saya yang paling sulit adalah menilai kesalahan saya sendiri. dan saya tidak terlalu terbujuk untuk mencari-cari dimana kesalahan orang lain, sekalipun saya bisa. tapi saya rasa bukan disitu tepat saya"

Namun jauh dari pandangannya terhadap menghakimi prilaku orang. saya sangat membenci orang yang menyerang saya lebih dahulu. Mulut ini akan memanuferkan serangan tak henti-henti, yang pelurunya didapat dari kejadian-kejadian yang saya rekam saat mendiamkan prilaku mereka para penyerang yang tak pernah mengaca bagaimana dirinya sendiri.

Saya tak pernah memaki orang, demikian karena enggan rasanya bagi saya untuk menertawakan kesalahan orang lain, sekali pun memang benar-benar menggelitik, saya lebih nyaman untuk berusaha menahanya, meski rasanya tawa itu hampir-hampir mendobrak keluar tawa dari bibir saya.

Entah rasanya naluri belas kasih ayah saya terwariskan pada tubuh mungil ini, lengkap dengan hasratnya untuk mencari teman dan berusaha tak membedakan mana kawan mana lawan dalam hal toleransi.

Biarkan saja orang lain menikmati hidupnya. saya bukan pendakwah yang menyerukan orang lain harus ke "jalan" yang musti mereka lalui, padahal sering kali jalan itu adalah justru jalan yang didesign dengan paradigma pendakwah itu sendiri. saya tak memaksa orang lain mengikuti saya, karena saya merasa semua orang berbeda dan memiliki caranya yang lebih tepat untuk hidup bahagia.

Saya bukan penarik kereta menuju tujuan yang saya rencanakan dari hasil bacaan saya terhadap peta perjalanan. saya bukan tipe yang memaksakan kehendak pada orang lain. saya bukan seorang itu.

Saya lebih suka membiarkan, agar dia menemui jalan lurusnya dengan caranya sendiri, karena saya yakin jalan lurus dapat mereka capai. karena sejatinya mereka sedang dalam jalan setapak yang akan membawa mereka ke jalan utama yang lebih besar, lebar dan lurus.

Dan Tuhan yang akan berperan disitu. Dengan segala ke-Mahakuasaan-Nya dengan segala rangkaian scene masalah yang menyudutkan seseorang *hamba yang sedang mencari* tersebut. Kepada sebuah perenungan romantis untuk dapat mengajaknya kembali pada jalan lebar,luas dan lurus tadi. Tuhan lebih bijak dalam menyutradarai cerita hidup orang lain ketimbang kita.

Tapi sekali lagi saya bukan orang yang mau menghakimi orang lain dengan kesalahan kesalahannya.

Baru kalau mereka menyerang.

Baru kalau mereka menyerang dan menghianati kedamaian ini.
Maka saya akan membrondong mereka dengan apa yang tak pernah mereka pikirkan.

Karena dalam diam saya menyimpan kebencian, karena dalam diam saya menyimpan beberapa catatan dendam-- yang saya pendam agar perdamaian diantara kita tetap terjalin erat selayaknya seorang SAHABAT.

Namun sekali lagi bila ada penghianatan. Rekaman di otak ini dan catatan-catatan tentang prilaku-prilaku busuk mereka akan tak terkendali keluar, bagai bisul yang habis masanya.
. . .

Saya suka diam agar kehidupan lebih tenang dan harmonis.
Saya biasa menyimpan ombak dinamika yang merajai keseharian saya itu.
Akan tetapi..
Disaat yang memaksa , ombak yang tersimpan itu dapat menjadi Tsunami yang menghancurkan segalanya. termasuk diri saya sendiri. karena saya tak peduli.

Bagi saya pasti ada kehidupan yang layak untuk meletakkan toples-toples mimpi saya yang akan diisi ikan-ikan keberhasilan atau makanan-makanan pemenjara rasa lapar.
Saya suka semacam itu.




Nb:
Saya suka perdamaian,


Andai tak pernah ada perintah dakwah dan perang di jalan manapun. kemungkinannya dunia tak separah perpecahan timur dan barat sampai hari ini. Tapi Mata Tuhan tak pernah dimiliki manusia, tak ada yang tau pasti sesuatu yang prinsip berobah dan relasinya berubah juga. Tak seprinsip itu. Allah lebih bijak dari manusia. Suatu hukum yang tak terbantahkan dengan keMaha rahasiaan-Nya.



Baca juga                  :

Artikel terkait                                                                                                                                                                                                  :

Advertisement

0 komentar:

Post a Comment

Ayo berpendapat , kasih kritik dan sarannya dong?!

 
Top