IKLAN ADSENSE IKLAN ADSENSE IN FEED KESALAHAN ISTILAH MILENIAL | Poedjakoesoema ADSENSE ARTICHLE

HOS

KESALAHAN ISTILAH MILENIAL
oleh : Heri Setiyawan
Gambar terkait
sumber gambar: https://mmc.tirto.id/image/otf/860x/2017/04/28/Infografik-Generasi-Alfa-Sabit.JPG
Istilah istilah baru muncul dan mendadak viral di media sosial. Internet dan media sosial merupakan trobosan yang sungguh luar biasa maju. ia menelorkan istilah baru sebagai tranding dan headline dalam sebuah tulisan, semisal Kids Zaman Now,HQQ, Cabe-cabean dan lain sebagainya. termasuk istilah Generasi Milenial.
akan tetapi seiring dengan kemahakuasaan tehnologi dalam membangun wacana akan sebuah pengetahuan menjadikan sebuah istilah tereduksi begitu saja maknanya. demikian yang banyak terjadi pada istilah-istilah penting dalam peradaban ilmu pengetahuan. kata Milenium atau pelakunya yakni generasi milenial, menurut saya pribadi amat sangat tidak cocok kata milineal tersebut disematkan begitu saja kepada generasi A saat ini.
Analis sosial Cum (demograf), Mark Maccrindle dari grup peneliti Maccrindle adalah orang pertama yang membuka topik ini, tentang nama generasi yang lahir di abad ke- 21. Dalam makalah Beyond 2: meet generation alpha, ia mengungkapkan generasi berikutnya akan dinamai sesuai abjad, itu sebabnya generasi yang lahir setelah generasi Z akan dipanggil generasi A alias generasi alfa yang tahun kelahirannya dimulai dari 2011.( http://www.lampost.co/berita-umi-generasi-alfa)
Sedangkan generasi milenial atau juga disebut dengan generasi Y adalah generasi yang lahir pada tahun 1981 sampai dengan tahun 2000, dan pada tahun tersebut pemuda semacam mark zuckberg lahir dan kemudian menemukan media sosial terkini, facebook yang sampai saat ini masik tetap eksis dan mampu bersaing dengan berbagai macam platform media sosial lainnya.
Sehingga dengan demikian akan lebih pantas generasi sejak tahun 2011 hingga 2025 ini disebut dengan generasi Alfa seperti yang dikatakan dalam penelitian Maccrindle tersebut diatas.
tantangan terbesar generasi ini menurut saya pribadi adalah hilangnya makna manusia secara hakikat dalam kehidupan interaksi sosial. pasalnya dalam kehidupan mendatang yang lebih canggih, manusia justru semakin mengalami alieniasi pada dirinya, mereka merasa kesepian karena ketergantungan pada tehnologi. sehingga komunikasi sosial secara langsung akan semakin sedikit terjadi, hal demikian kemudian menghabat solidaritas sosial dan kepekaan sosial terhadap sesama yang memicu adanya intoleransi terhadap perbedaan.

hal terseut yang sebenarnya berusaha dijelaskan oleh alquran melalui surat al-hujurat ayat 10 yang berbunyi "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Problem sosial masyarakat indonesia saat ini condong pada masalah intoleransi. fakta yang tak dapat kita pungkiri adalah bahwa media sosial mendorong kesalah pahaman yang prinsip dalam interaksi yang terbangun diantara sesama manusia. bagaimana tidak pertentangan, perdebatan dan segala hal yang memicu sikap kesalahpahaman terjadi secara online pada diskusi yang bersifat tidak langsung, sehingga mereduksi perasaan, dan kedekatan individu masing-masing pelaku. dan hal inilah yang menjadikan orang saling membenci bahkan sebelum mereka benar-benar pernah bertemu secara langsung.
akibatnya merembet pada isu SARA (suku,agama ras dan atar golongan).

solusi yang tepat dalam masalah ini adalah kembali membangun interaksi sosial secara langung bagi manusia, sehngga mereka saling mengenal dan memahami sifat masing-masing. tak jarang orang yang berdebat panas secara online ternyata setelah bertemu mereka tak seburuk kelihatannya. hal ini menjadi poin penting untuk menunjukkan bahwa sebenarnya belum ada kesepahaman antar individu-individu tersebut, karena salah satu pelaku perdebatan hanya melihat salah satu pribadi dalam orang lain yang bertentangan dengan prinsip hidup nya. sehingga sebenarnya bila sisi lain yang sama di persatukan maka sebenarnya yang terjadi adalah persaudaraan bukan permusuhan.
ada kalimat mutiara yang menarik untuk menutup tulisan ini, yakni:
"kenapa harus menyibukkan diri mencari pebedaan antar sesama manusia, bila persamaan saja sudah dapat menjelaskan bagaimana kedamaian tercipta"

Advertisement

0 komentar:

Post a Comment

Ayo berpendapat , kasih kritik dan sarannya dong?!

 
Top